Jepang - Lansiran vivanews (12/6/2011) : Jumat 11 Maret 2011, pukul 13.46 waktu setempat, gempa 9,0 skala richter mengguncang Jepang. Lindu juga menyebabkan gelombang tsunami setinggi 10 meter yang menghempas ke daratan.
Akibatnya dahsyat, lebih dari 20 ribu orang tewas. Tak terhitung yang dinyatakan hilang. Tsunami juga menenggelamkan kawasan pesisir. Desa-desa terendam, terlupakan, dan membeku.
Baru-baru ini, tim penyelam merilis serangkaian gambar luar biasa dari dalam lautan -- beberapa dari jutaan harta benda dan harta pribadi yang hilang.
Awalnya, penyelaman ini ditujukan untuk mencari korban-korban yang masih dinyatakan hilang, namun mereka terpaku menemukan artefak yang lenyap saat tsunami menerjang Jepang.
Ada foto seorang pria dan gadis cilik. Gambar yang masih jelas itu tergolek di dasar lautan, pintu dorong sisa-sisa rumah yang telah runtuh, sepatu yang tinggal sepasang, juga truk putih yang tak mungkin lagi bisa melaju di jalan.
Rilis gambar tersebut mewarnai peringatan tiga bulan musibah tsunami. Sementara, para demonstran di Tokyo menggelar unjuk rasa menentang penggunaan tenaga nuklir. Agar horor nuklir Fukushima tak terulang.
Tragedi Fukushima memicu debat tentang penggunaan energi nuklir di Jepang -- negeri yang hanya punya sedikit sumber energi dan mengandalkan energi atom.
Tiga bulan pasca bencana, sekitar 90.000 orang hidup dalam pengungsian -- di ruang olah raga sekolah atau ruang pertemuan. Beberapa keluarga telah pindah ke rumah sementara yang jumlahnya tak memadai. Sementara, pembangunan rumah layak tak bisa diharapkan dalam beberapa bulan mendatang.
Di sepanjang pantai, pembersihan besar-besaran terus dilakukan, truk dan alat berat dioperasikan untuk mengangkut reruntuhan ratusan ribu bangunan yang hancur akibat tsunami. (Daily Mail)
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar