Mitos 1: Dengan merokok saya terlihat macho/cool
Tepatnya, pabrik rokok mengharapkan anda berpikir seperti itu. Mungkin awalnya memang iya, tapi tunggu saja. Merokok dapat menimbulkan kulit keriput dan gigi kuning. Merokok juga berkontribusi pada osteoporosis atau pengeroposan tulang. Kalau sudah begitu, tubuh tidak lagi tegap. Dan yang lebih penting, merokok dapat menyebabkan impotensi. Apa itu yang namanya macho?
Mitos 2: Berhenti merokok bisa membuat saya gemuk
Bertambanya berat badan banyak dialami orang yang mencoba berhenti merokok. Hal ini terjadi karena kebiasaan menghisap rokok kini berganti dengan makan. Namun dengan merencanakan diet gizi yang sehat dan meningkatkan aktivitas akan membantu kita memecahkan masalah ini. Bahkan, dengan olahraga, tidak hanya masalah berat badan saja yang dapat diatasi, namun stamina dan kapasitas paru yang hilang ketika merokok juga dapat dikembalikan.
Mitos 3: Merokok tidak melukai orang lain selain diri sendiri
Salah! Bila merokok di sekitar orang lain, anda telah menyakiti mereka terutama yang memiliki asma, penyakit jantung, alergi atau anak-anak. Perokok pasif juga mempunyai resiko yang meningkat seperti pada perokok aktif.
Mitos 4: Saya masih muda, saya akan berhenti merokok beberapa tahun lagi
Hampir semua perokok aktif mulai merokok ketika masih muda. Dan kebanyakan dari mereka berharap dapat berhenti beberapa tahun kemudian. Namun kebanyakan masih merokok setelah lima tahun ke depan.
Mitos 5: Hanya satu rokok sehari kok
Merokok tidaklah aman sekalipun hanya 1 rokok dalam sehari. Setiap rokok mengandung sekitar 1 sampai 2 miligram nikotin, yang mencapai otak Anda 10 detik setelah Anda menghirupnya. Segera setelah kepulan pertama Anda, Anda akan merasakan aliran adrenalin yang dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan laju pernapasan Anda.
Mitos 6: Rokok saya “light”, jadi ya ga masalah
Munurut Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, rokok “light” memiliki kandungan yang sama dengan rokok pada umumnya, termasuk lead, ammonia, benzene, DDT, gas butane, carbon monoxide, arsenic dan polonium 210.
Mitos 7: Kanker Payudara adalah kanker pembunuh nomor 1 pada wanita
Tet tot! Yang benar adalah kanker paru. Meningkatnya angka kematian akibat kanker paru berhubungan langsung dengan meningkatnya rate dari merokok. Merokok juga merupakan resiko mayor pada penyakit jantung, si pembunuh nomor satu.
Mitos 8: Merokok dapat memperbaiki mood
Beberapa orang percaya rokok dapat menambah semangat, namun itu dapat menurunkan moodmu. Jika anda sedang down atau depresi, rokok dapat menempatkan anda pada resiko yang lebih tinggi untuk depresi, hiperaktivitas, dan attention deficit disorder. Seperti pada penelitian terbaru disebutkan, remaja yang merokok memiliki resiko 4 kali yang lebih besar untuk mengalami depresi dari remaja yang tidak merokok.
Mitos 9: Mengunyah tembakau adalah aman karena tidak melalui inhalasi
Bukan hanya kanker paru yang dapat membunuh. Mereka yang mengunyah tembakau memiliki resiko untuk kanker pada rongga mulut, yang dapat mengenai lidah, bibir dan gusi. Seperti pada merokok, lebih cepat berhenti lebih besar kesempatan anda untuk meloloskan diri dari penyakit-penyakit tersebut.
Mitos 10: Saya sudah merokok selama bertahun-tahun, tidak ada gunanya saya berhenti sekarang.
Ketika Anda merokok, Anda memotong beberapa tahun kehidupan Anda. Seorang pria berusia 35 tahun, misalnya, akan hidup lima tahun lebih lama hanya dengan berhenti merokok, menurut Institut Penyalahgunaan Obat Nasional di Amerika. Hal ini juga berlaku bagi wanita. Anda memang tidak bisa memutar kembali waktu, tapi jika Anda berhenti merokok selama 10 tahun atau lebih, risiko Anda terhadap kanker akan jauh lebih rendah dan risiko penyakit jantung Anda bisa hampir sama dengan mereka yang tidak pernah merokok.
Menurut American Cancer Society, 20 menit sejak Anda berhenti merokok, tekanan darah dan denyut nadi seseorang akan kembali ke normal. Jadi, meskipun Anda telah merokok sebagian besar hidup Anda, Pardue mengatakan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Jika bukan untuk Anda, lakukanlah untuk orang-orang terdekat I tercinta Anda. “Cara kita menjalani hidup kita memiliki dampak Iangsung terhadap anak dan cucu kita, maka dari itu kita harus memberikan contoh yang baik bagi mereka,” kata Pardue.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar